Tingginya minat masyarakat terhadap reksadana ditunjukkan oleh jumlah investor reksadana yang meningkat. Menurut data Infovesta1, saat ini ada 6,8 juta investor reksadana dengan total dana kelolaan di atas Rp550 triliun. Jumlah investor ini naik 115% dibandingkan akhir tahun 2020, yaitu hanya 3,1 juta. Tentunya ada alasan mengapa reksadana banyak diminati oleh para investor. Salah satunya adalah kinerja reksadana pada tahun 2021 lalu.
Meskipun situasi pandemi terus berubah sepanjang tahun 2021, yang tentunya turut memengaruhi pergerakan ekonomi, secara umum pandemi terbilang semakin terkendali dengan luasnya jangkauan vaksinasi. Kinerja reksadana pun turut meningkat. Data Infovesta1 membuktikan bahwa kinerja rata-rata reksadana pendapatan tetap naik 3,6%, disusul kinerja rata-rata reksadana pasar uang di 3,2% dan reksadana campuran di 2,6%. Sementara itu, reksadana saham secara rata-rata masih terkoreksi, namun ada sejumlah produk yang kinerjanya di atas IHSG.
Dengan kinerja tersebut, tidak heran banyak investor yang menaruh minat di reksadana. Jika Anda ingin turut mulai berinvestasi reksadana, ketahui terlebih dahulu bagaimana sebenarnya cara kerja investasi reksadana dan apa saja jenis-jenisnya. Dengan demikian, Anda dapat memilih produk reksadana yang tepat untuk Anda.
Memahami cara kerja reksadana, jenis produk reksadana dan karakteristiknya merupakan langkah pertama yang harus dikuasai oleh investor reksadana. Reksadana juga biasa dikenal dengan mutual fund, adalah instrumen investasi yang dikelola oleh suatu lembaga keuangan yang biasa disebut Manajer Investasi. Dana dari para investor akan dikumpulkan, dikelola dan diinvestasikan Manajer Investasi pada beragam jenis instrumen investasi seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang lainnya.
Manajer Investasi akan mengeluarkan produk reksadana dan memberikan informasi mengenai instrumen yang difokuskan dan besar komposisinya. Investor reksadana cukup memilih Manajer Investasi, jenis reksadana dan produk yang diinginkan, serta secara rutin memantau pertumbuhan investasinya, tidak lupa mengambil aksi realisasi keuntungan dengan menjualnya kembali saat telah mencapai tujuan investasi.
Reksadana adalah salah satu instrumen investasi yang menawarkan keleluasaan memilih sektor investasi, dan potensi keuntungan yang bervariasi mulai dari konvensional, moderat dan tinggi.
Pastinya kita ingin meraih keuntungan sebesar-besarnya dengan risiko sekecil-kecilnya. Namun ada pula investor yang lebih mencari keuntungan besar setelah memahami besar risiko dari aksi investasi yang diambilnya. Semuanya ini kembali kepada profil risiko masing-masing investor.
Tipe reksadana diurutkan dari yang paling konservatif ke yang paling agresif adalah reksadana pasar uang, reksadana pendapatan tetap, reksadana campuran, dan reksadana saham. Seiring dengan risiko produk yang semakin agresif suatu reksadana, umumnya potensi keuntungan atau return yang diberikan pun meningkat. Sementara reksadana konservatif menawarkan benefit dengan potensi imbal hasil yang relatif lebih tinggi dibandingkan imbal hasil deposito.
Secara sisi alokasi portofolio dan asetnya, reksadana pasar uang fokus pada instrumen pasar uang dalam negeri dengan jangka waktu tidak lebih dari 1 tahun.
Reksadana pendapatan tetap memiliki komposisi paling sedikit 80% dari asetnya diinvestasikan dalam efek utang atau obligasi.
Reksadana campuran merupakan kombinasi portfolio dari berbagai instrumen, ditempatkan pada beberapa efek sekaligus, yakni saham, surat utang, dan pasar uang.
Sementara itu, reksadana saham menginvestasikan sekurang-kurangnya 80% dari asetnya ke dalam instrumen saham.
Setelah mengetahui dan memahami jenis-jenis reksadana ini, calon investor juga harus mengetahui tujuan investasi serta kemampuan finansial pribadi. Selalu gunakan dana yang disiapkan khusus untuk berinvestasi, yaitu dana yang tidak mengganggu stabilitas keuangan rumah tangga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Dengan menetapkan tujuan investasinya dan juga jangka waktunya, maka investor bisa berinvestasi dengan lebih tenang, nyaman dan bijak. Contohnya, apabila berinvestasi reksadana dengan tujuan tabungan pendidikan, penggunaan reksadana yang bersifat konservatif seperti reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap dinilai tepat. Untuk kebutuhan pendidikan anak, tentunya investor ingin berinvestasi dengan risiko yang rendah.
DBS Treasures merupakan layanan perbankan prioritas yang dimiliki oleh Bank DBS Indonesia bagi nasabah dengan minimal penempatan dana sebesar Rp500.000.000. DBS Treasures secara konsisten mempersonalisasi dan mengkomunikasikan rangkaian solusi komprehensif untuk kemudahan manajemen dan pengembangan kekayaan Anda. Dapatkan strategi optimalisasi finansial berdasarkan analisis mendalam, tren dan momentum, mencakup reksa dana yang dapat disesuaikan dengan profil risiko Anda. Didukung inovasi digital Aplikasi digibank by DBS, Anda dapat melakukan registrasi identitas investor (SID) hingga transaksi beli, jual, switching dari mana saja, sehingga Anda dapat yakin mengambil keputusan investasi akurat di saat yang tepat.
Mari diskusi bersama kami sekarang untuk mulai berinvestasi Reksadana.
Hubungi Spesialis kami
1 500 327 (hanya untuk nasabah Treasures) atau
+6221 298 52800 (luar negeri)
Atau kami akan menghubungi Anda