Mengungkap 5 mitos populer yang Anda ketahui tentang reksa dana.
Reksa dana adalah sebuah produk investasi yang cukup populer namun banyak juga yang masih salah paham. Kesalahpahaman ini melahirkan mitos-mitos tertentu, reksa dana akan membuat uang Anda tertahan (betul untuk beberapa obligasi, namun tidak untuk reksa dana) atau bahwa reksa dana punya performa yang buruk (performa reksa dana tidak bisa disandingkan dengan performa produk lain yang memiliki imbal hasil yang tetap).
Berbagai fakta dari mitos reksa dana yang populer di kalangan investor
Mitos Pertama
Sulit bagi investor untuk mengetahui bagaimana performa reksa dana mereka
Fakta
Sebenarnya, mengecek performa reksa dana itu lebih mudah dibanding produk finansial yang lain. Tidak seperti produk pendapat tetap seperti obligasi, reksa dana tidak menawarkan imbal hasil yang tetap, seperti 3% atau 4%. Besaran imbal hasil reksa dana diukur berdasarkan indeks tolok ukur. Investor dapat dengan mudah melihat performa reksa dana mereka dengan membandingkannya dengan sebuah indeks tolok ukur dan melihat apakah reksa dana tersebut memiliki performa lebih baik atau buruk daripada benchmark itu. Di samping itu, Anda dapat melihat imbal hasil tahunan dari reksa dana yang terkumpul setelah beberapa tahun. Cara ini membuat Anda dapat mengukur performa reksa dana tersebut dibanding aset-aset lain.
Mitos Kedua
Reksa dana itu “jelek” karena memiliki performa buruk tahun ini.
Fakta
Performa reksa dana itu diukur secara akurat seiring berjalannya waktu, tidak dari kejadian yang hanya berlangsung sekali. Untuk mengukur performa reksa dana, Anda harus melihat imbal hasil tahunannya, yang dihitung berdasarkan rata-rata dalam jangka waktu sedikitnya lima tahun. Reksa dana bisa saja memiliki performa yang buruk di beberapa tahun karena beberapa faktor misalnya perlambatan ekonomi. Misalnya, reksa dana mungkin memberikan imbal hasil yang negatif tahun lalu. Namun, ternyata, return tahunan reksa dana selama 10 tahun malah memberikan Anda keuntungan sebesar 10% per tahun. Selalu lihat sepak terjang produk reksa dana Anda. Hindari membuat keputusan hanya berdasarkan performa bagus atau buruk dalam satu tahun.
Mitos Ketiga
Uang Anda akan “tertahan” ketika memutuskan untuk berinvestasi lewat reksa dana.
Fakta
Tahukah Anda bahwa reksa dana adalah pilihan investasi yang paling fleksibel? Anda bisa kapan saja menjual reksa dana ketika memerlukan uang Anda kembali. Paling bagus adalah apabila Anda menaruh dana Anda di reksa dana untuk jangka panjang untuk mendapatkan jumlah return tahunan yang lebih tinggi. Namun, kami juga pahami kalau keadaan darurat bisa terjadi kapan saja. Selalu ada saat-saat di mana Anda membutuhkan dana Anda kembali. Dengan reksa dana, Anda tidak perlu menunggu waktu jatuh tempo seperti untuk investasi dana abadi atau deposito tetap. Reksa dana juga tidak mengenal penalti, seperti kehilangan bunga akrual, atau hanya mendapatkan nilai tunai (surrender value) *. Anda akan mendapatkan berapapun nilai unit Anda pada saat menjualnya. *Tetap ada risiko kehilangan modal, apabila reksa dana dijual di harga yang lebih murah dibanding saat pembelian.
Mitos keempat
Reksa dana itu penuh risiko.
Fakta
Reksa dana menawarkan perlindungan melalui diversifikasi. Return dari reksa dana melindungi Anda dari risiko nilai inflasi. Reksa dana mungkin lebih berisiko dibanding aset-aset lain seperti deposito tetap, atau investasi obligasi. Namun reksa dana tetap memiliki risiko yang lebih rendah dibanding misalnya Anda membeli saham sendiri, karena dana Anda akan dikelola oleh tenaga profesional. Yang paling penting, reksa dana, menawarkan diversifikasi. Ketika Anda berinvestasi di reksa dana, uang Anda akan disebar di beberapa jenis aset. Apabila ada aset yang memiliki performa buruk, maka hal ini tidak akan banyak mengganggu rencana finansial Anda. Penting juga bagi Anda untuk mempertimbangkan risiko nilai inflasi. Investasi semacam deposito tetap atau obligasi memang memiliki risiko yang lebih rendah. Namun, mereka juga memiliki return yang rendah pula. Konsekuensinya, nilai investasinya pun cepat tergerus oleh inflasi. Oleh karena itu, reksa dana sebaiknya digunakan untuk melengkapi aset-aset defensif seperti simpanan uang tunai sederhana, atau Surat Berharga Ritel - aset-aset ini melindungi kekayaan Anda dari risiko nilai inflasi, dengan tumbuh lebih cepat dibanding naiknya biaya hidup.
Mitos Kelima
Semua reksa dana tersebut itu sama saja. Beli saja satu produk reksa dana secara acak, lalu lupakanlah.
Fakta
Tidak ada yang namanya aturan “one-size-fits-all” dalam berinvestasi. Investasi itu sifatnya sangat personal, sebuah perjalanan yang selalu berjalan. Reksa dana yang berbeda mengantarkan Anda ke berbagai aset yang berbeda pula. Beberapa reksa dana lebih fokus pada saham (dana ekuitas), yang lain pada aset pendapatan tetap (dana obligasi), dan beberapa yang lain akan menekankan pada komoditas atau bahkan valas. Penting untuk berkonsultasi dengan konsultan keuangan Anda untuk menentukan tipe reksa dana yang cocok untuk tujuan finansial Anda. Anda harus merasa nyaman dengan risiko dan juga reward reksa dana untuk jangka waktu yang panjang. Tujuan investasi Anda akan berubah seiring dengan perubahan keadaan Anda, misal karena ada kelahiran anak atau mendekati masa pensiun. Penting untuk mengubah reksa dana di portofolio investasi Anda agar selalu sesuai dengan kondisi baru itu. Setidaknya, Anda harus meninjau investasi-investasi tersebut setiap enam bulan, atau setelah ada kejadian besar yang mengubah hidup Anda.
PT Bank DBS Indonesia terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta merupakan peserta penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan