Sinyal dari Bank Sentral Amerika, The Fed, akan menaikkan suku bunga acuan dan menjalankan tappering pada 2023 membuat investor mulai mengambil posisi. Hal ini disebabkan munculnya kekhawatiran akan keluarnya dana asing dari pasar uang tanah air.
Tappering merupakan kebijakan bank sentral Amerika untuk menahan pembelian obligasi sebagai respon atas membaiknya perekonomian. Kebijakan ini biasanya diikuti dengan kebijakan menaikkan suku bunga acuan sebagai respon membaiknya ekonomi domestik Amerika. Meningkatnya suku bunga dalam negeri ini, membuat investor asing memilih membawa pulang dana yang dimiliki ke negara asal karena lebih menguntungkan dengan risiko terjaga.
Sebenarnya, penghentian stimulus atau tappering ini bukanlah yang baru. The Fed pernah mengeluarkan kebijakan serupa pada 2013 yang dijalankan secara bertahap hingga 2016. Namun, saat itu kebijakan ini telah memicu terjadinya gejolak ekonomi seperti anjloknya harga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tanah air.
Pengalaman buruk di bidang ekonomi sepanjang 2013 hingga 2016 inilah yang membuat pidato gubernur The Fed pertengahan Juni 2021 lalu tentang sinyal akan diberlakukannya kembali tappering mendapat respon kurang baik oleh pasar. Tak heran bila kemudian, banyak investor yang mulai berpikir untuk mencari instrumen investasi yang bisa menahan dampak negatif dari kebijakan tersebut.
Salah satu instrumen investasi yang cukup banyak dilirik saat ini adalah reksadana terproteksi (RDT). Reksadana terproteksi adalah jenis reksadana terstruktur (tidak konvensional) yang melindungi 100% pokok investor pada saat jatuh tempo. Biasanya, dana investor akan ditempatkan pada instrumen surat utang (obligasi).
Sepertinya umumnya berinvestasi di reksadana pasar uang, saat memilih reksadana terproteksi, Anda akan dibantu oleh Manajer Investasi yang telah berpengalaman dan profesional dalam pengelolaan aset. Manajer Investasi akan memastikan kinerja aset maksimal dengan menginvestasikan dana pada instrumen yang aman dengan imbal hasil maksimal.
Saat berinvestasi di reksadana terproteksi, dana yang ditanamkan sepenuhnya dilindungi sampai jatuh tempo. Manfaat proteksi ini akan gugur saat Anda mencairkan dana sebelum jatuh tempo. Pada reksadana terproteksi terdapat masa investasi yang ditentukan oleh Manajer Investasi. Selain itu reksadana jenis ini memiliki periode penawaran khusus dan calon investor hanya dapat membeli selama periode penawaran berlangsung.
Di tengah bayang tappering yang akan dijalankan The Fed, sejumlah pengamat keuangan menilai reksadana terproteksi (RDT) dianggap masih menjanjikan. Alasannya, instrumen ini mengandung sejumlah keunggulan dibanding instrumen lain yang lebih berisiko dan fluktuatif.
Beberapa hal yang membuat pemegang reksadana terproteksi tidak perlu khawatir akan investasinya adalah:
-
Masuknya dana asing
Meski terjadi fluktuasi ekonomi bagi di tingkat global maupun nasional, nyatanya hingga saat ini capital inflow modal asing ke pasar keuangan dalam negeri masih cukup tinggi. Bank Indonesia mencatat hingga awal Juni 2021 pertumbuhan dana asing ke Indonesia masih cukup bagus seiring dengan baiknya pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
-
Membaiknya pasar obligasi
Sebagai instrumen investasi yang aman, mayoritas dana dalam reksadana terproteksi akan diinvestasikan oleh Manajer Investasi untuk membeli obligasi rating A. Saat ini obligasi yang cukup diminati adalah Surat Berharga Negara atau Obligasi Ritel Indonesia (ORI).
Geliat pasar obligasi tanah air ini membuat ketakutan akan dampak negatif tappering the Fed bisa diredam. Saat ini real yield pasar obligasi Indonesia yang lebih besar dibandingkan dengan kondisi pada 2013 lalu. Dengan begitu, kinerja reksadana terproteksi berpeluang untuk terus bergerak di angka positif karena disumbang kupon obligasi yang masih sangat atraktif di Indonesia.
Reksadana terproteksi dengan basis obligasi menawarkan imbal hasil yang terukur dengan risiko relatif kecil sepanjang investor dapat berinvestasi minimal selama 2 tahun. Hal ini karena obligasi pada reksadana terproteksi tetap memberikan kupon secara berkala.
-
Terkendalinya Inflasi
Dibanding tahun 2013, kondisi likuiditas pasar keuangan tanah air saat ini masih memberi ruang pada Bank Indonesia (BI) untuk mengeluarkan kebijakan moneter yang lebih longgar. Inflasi sepanjang 2021 relatif terkendali yaitu di angka plus minus 3 persen atau di bawah target maksimal pemerintah.
Inflasi yang masih rendah membuat reksadana terproteksi tetap menarik minat investor. Apalagi, bila dibandingkan instrumen fixed rate lain seperti pasar uang yang imbal hasilnya lebih rendah.
Kemampuan dalam menangkal kemungkinan pemberlakuan kebijakan tappering dari The Fed ini membuat investasi reksadana terproteksi ini layak dipertimbangkan. Anda bisa merasakan keuntungan maksimal investasi reksadana. Adanya proteksi dan jaminan pengembalian 100 persen dana merupakan keuntungan reksadana terproteksi yang harus bisa Anda dapatkan.
Selain kemampuan menangkal volatilitas ekonomi, berinvestasi di reksadana terproteksi makin layak dipilih lantaran menawarkan kemudahan dan kepraktisan. Anda tidak perlu khawatir dengan risiko dan repot mengurus dana karena sudah dibantu seorang manajer investasi berpengalaman sehingga bisa memperkecil risiko gagal.
Untuk mengurangi risiko gagal, biasanya manajer investasi akan menerapkan strategi pengelolaan pasif sehingga bisa menghindari capital loss. Selain itu mereka juga melakukan diversifikasi investasi untuk menjaga nilai aset agar tetap aman. Jadi Anda berpeluang mendapatkan keuntungan reksadana maksimal dari imbal hasil pengelolaan aset.
Besarnya peran manajer investasi di balik pengelolaan dana, membuat Anda harus selektif dalam memilih manajer investasi yang handal dan terpercaya. Anda bisa mempercayakan dana Anda dengan berinvestasi reksadana terproteksi lewat DBS Treasures. DBS Treasures merupakan layanan prioritas kepada nasabah DBS Bank dengan minimum jumlah aset Rp500 juta.
Sebagai nasabah prioritas, DBS Treasures akan membantu Anda melakukan perencanaan yang tepat dalam pengelolaan aset. Anda akan didampingi seorang Relationship Manager yang memiliki pengalaman dan kecakapan dalam penempatan aset investasi. Anda juga bisa mendapatkan update informasi mengenai perkembangan ekonomi lokal dan global secara berkala melalui kanal wealth feed.
Untuk urusan investasi reksadana terproteksi, DBS Treasures juga akan memberi banyak kemudahan untuk Anda. Anda akan merasakan berbagai keuntungan reksadana antara lain:
-
Investasi pada aset terpercaya
Rangkaian produk Reksadana terproteksi di DBS Treasures dikelola oleh Manajer Investasi terkemuka dan berpengalaman. Aset anda akan diinvestasikan pada instrumen yang aman dengan rating investasi baik.
-
Panduan agar bijak berinvestasi
Tak sekadar mengelola aset, DBS Treasures juga akan membantu Anda dalam meningkatkan wawasan dalam berinvestasi. Relationship Manager siap membantu Anda untuk berbagi informasi mengenai perkembangan pasar dan dunia ekonomi terkini Selain itu mereka juga terbuka untuk memberikan saran dan panduan dalam mendukung perjalanan Anda dalam berinvestasi.
-
Kupon regular untuk pembayaran
Dengan berinvestasi di aset reksadana terproteksi, Anda akan mendapatkan jadwal pembayaran kupon. DBS Treasures secara transparan akan menginformasikan jadwal tersebut kepada Anda.
Memilih reksadana terproteksi sebagai pilihan investasi lewat DBS Treasures merupakan pilihan yang tepat untuk Anda. Dengan dukungan teknologi digital untuk segala kebutuhan transaksi melalui aplikasi digibank by DBS, Anda akan lebih diuntungkan dan merasakan manfaat maksimal. Anda bisa memanfaatkan layanan perbankan digital 24/7 nonstop untuk memudahkan segala transaksi.
Berinvestasi lewat reksadana terproteksi dengan memanfaatkan layanan DBS Treasures juga memberi kesempatan untuk merencanakan keuangan dengan lebih baik. Anda bisa menyiapkan rencana jangka menengah maupun jangka panjang sesuai dengan kebutuhan. Anda berpotensi mendapat nilai pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan produk perbankan tradisional.
Rencanakan masa depan lebih pasti dengan memilih reksadana terproteksi sebagai pilihan investasi tanpa harus gelisah menghadapi volatilitas ekonomi.