Kebijakan moneter dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, inflasi, dan nilai tukar mata uang suatu negara. Jika ekonomi menghadapi penurunan, bank sentral suatu negara akan berusaha untuk meningkatkan produksi, lapangan pekerjaan, dan permintaan konsumen dengan memotong suku bunga. Hal ini berfungsi untuk menurunkan biaya kredit dan berpotensi meningkatkan jumlah uang yang beredar. Sebaliknya, jika terjadi inflasi yang tidak terkendali, pembuat kebijakan akan berusaha mengendalikan permintaan. Hal ini akan dilakukan dengan langkah-langkah moderasi untuk memulihkan stabilitas ekonomi dan keuangan.
Di Indonesia, kebijakan moneter dan nilai tukar dilakukan oleh Bank Indonesia.
Bagaimana Kebijakan Moneter bekerja?
Langkah-langkah kebijakan moneter Indonesia selama COVID-19
Kebijakan moneter bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah yang dibuktikan dengan inflasi yang rendah dan stabil. Alat kebijakan utama Bank Indonesia untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi adalah 7-Day Reverse Repo Rate, dengan tujuan akhir untuk menurunkan inflasi.
Di tengah wabah COVID-19 yang melanda perekonomian Indonesia, Bank Indonesia meminta koordinasi kebijakan yang lebih baik dengan pemerintah dan lembaga terkait lainnya, dengan harapan dapat mengurangi kerentanan sektor domestik terhadap pandemi internasional.
Bank Indonesia kemudian memangkas giro wajib minimum (GWM) valas dan rupiah bagi bank komersial. Sejalan dengan itu, Bank Indonesia memberlakukan skema menanggung beban bersama atau burden sharing dengan pemerintah sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi. Untuk mencapai hal ini, Bank Sentral membeli obligasi di pasar perdana pada tingkat kebijakan diskonto Bank Indonesia untuk mendapatkan kendali atas biaya pinjaman.
Pada bulan-bulan berikutnya, Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan pasar keuangan dan ekonomi, terutama dampak COVID-19.
Bagaimana kebijakan moneter mempengaruhi investasi?
Kebijakan-kebijakan yang diambil mengubah jumlah uang beredar dan mempengaruhi tingkat suku bunga, yang pada akhirnya mempengaruhi kepercayaan diri konsumen dan bisnis serta keputusan pengeluaran dan investasi mereka.
Hambatan dari pengaplikasian kebijakan moneter
Efektivitas kebijakan berpotensi terganggu karena:
Ikuti pergerakan kebijakan dan ekonomi makro ini melalui wawasan mingguan dari kepala Ekonom kami, Taimur Baig.