Pernahkah kamu bertanya-tanya siapa sebenarnya orang-orang yang membuat industri finansial berjalan dan berkembang menjadi sedemikian pesat seperti saat ini? Pekerjaan apa yang sebenarnya mereka lakoni?
Dalam industri finansial yang kompleks ini terdapat sejumlah profesi dan organisasi yang memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda-beda, mulai dari mempersiapkan aksi korporasi, menyiapkan analisis hingga meracik produk investasi.
Yuk, simak berbagai profesi dan entitas di industri finansial di era modern ini!
1. Investment Banker
Investment banker adalah suatu profesi di industri finansial yang memiliki berbagai tanggung jawab, salah satunya membantu eksekusi transaksi finansial strategis yang dilakukan oleh suatu perusahaan dan juga pemerintah.
Pada umumnya, investment banker dikenal karena perannya dalam penggalangan dana (fundraising) di pasar modal dengan cara penawaran umum perdana saham (IPO), penjualan obligasi, penerbitan saham baru dan sebagainya.
Tidak hanya itu, investment banker juga kerap terlibat dalam aksi korporasi seperti penggabungan dan akuisisi (merger and acquisition) sebuah perusahaan, penjualan saham perusahaan kepada investor lain dan sebagainya.
Para investment bankers ini biasanya bekerja di divisi investment banking di perusahaan investasi atau perusahaan sekuritas. Investment banker membutuhkan keterampilan dan keahlian khusus di bidang investasi.
Salah satu contoh ilustrasi pekerjaan yang dilakoni oleh investment bankers adalah membantu perusahaan menggalang dana. Misalnya, sebuah perusahaan hendak membangun pabrik baru senilai Rp500 miliar.
Dari kebutuhan Rp500 miliar itu, perusahaan menyediakan modal Rp300 miliar. Untuk menutupi Rp200 miliar sisanya, Perusahaan berencana menerbitkan obligasi untuk diserap investor. Proses penerbitan obligasi itulah, mulai dari proses persiapan, analisa, hingga pencarian investor, yang membutuhkan skill set dari investment banker.
2. Sell Side Analyst
Sesuai namanya, analis adalah profesi yang melakukan analisa terhadap instrumen investasi tertentu dimana hasil analisis berupa laporan riset itu dijadikan dasar pengambilan keputusan investasi. Analis terdiri dari tipe yaitu sell-side analyst dan buy-side analyst.
Pada dasarnya, hal yang membedakan di antara kedua tipe analis tersebut adalah perusahaan dimana mereka bekerja.
Sell-side analyst biasanya bekerja di perusahaan sekuritas atau broker yang mendorong adanya transaksi, sedangkan buy-side analyst bekerja di perusahaan yang membeli produk investasi seperti dana pensiun, reksa dana, manajemen aset dan sebagainya.
Sell-side analyst biasanya meriset suatu efek seperti saham atau obligasi dimana riset itu mencakup kajian mengenai berbagai faktor yang berpotensi mempengaruhi perubahan harga efek itu seperti kebijakan pemerintah, tren industri, keputusan manajemen dan sebagainya.
Sell-side juga memantau pergerakan tren pasar seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta berbagai indeks saham dari berbagai bursa di seluruh dunia. Dalam beberapa konteks, pergerakan IHSG senada dengan pergerakan indeks saham dari bursa negara lain.
Tidak lupa, sell-side analyst akan membuat rekomendasi kepada investor mengenai keputusan investasi apa yang sebaiknya diambil, apakah beli, jual atau tahan produk investasi itu. Sell-side analyst berusaha meyakinkan pihak yang menggunakan jasanya mengenai rekomendasi investasi tersebut.
Kalau kamu menjadi investor, kamu bisa saja mendapatkan rekomendasi secara langsung atau tidak langsung dari sell-side analyst ini yang biasanya dikeluarkan dalam sebuah market research sebuah perusahaan sekuritas.
Nah, kebalikan dari sell-side analyst adalah buy-side analyst.
Walaupun sama-sama analis, namun buy-side analyst memiliki karakteristik yang berbeda dari sell-side analyst. Salah satu tugas dari buy-side analyst adalah mencari peluang investasi yang dapat menumbuhkan portofolio atau dana kelolaan dari perusahaan di mana mereka bekerja.
Berbeda dari laporan sell-side analyst yang cenderung inklusif karena biasanya bisa diakses oleh masyarakat, laporan buy-side analyst biasanya cenderung eksklusif dan diperuntukkan terbatas bagi pengelola dana.
3. Fund Manager
Kalau kamu punya uang lalu diinvestasikan di reksa dana atau ditempatkan di dana pensiun, siapa yang mengelola dana tersebut? Dana tersebut dikelola oleh pihak yang biasa disebut sebagai fund manager.
Pada dasarnya, fund manager atau pengelola dana adalah orang yang bekerja mengelola dana yang dimiliki oleh pemilik dana dimana dana tersebut diinvestasikan di sejumlah instrumen investasi demi mendapatkan hasil yang optimal.
Dengan kata lain, fund manager mencari, memilah dan memilih instrumen investasi. Fund manager bisa terdiri dari satu orang atau dua hingga tiga yang tergabung dalam suatu tim investasi.
Fund manager biasanya bekerja untuk perusahaan manajemen aset atau manajer investasi yang biasa mengelola instrumen seperti reksa dana atau untuk dana pensiun yang biasa mengelola dana untuk keperluan pensiun di masa depan.
Dalam menjalani pekerjaannya, fund manager biasanya juga dibantu oleh buy-side analyst. Dalam pengelolaan reksa dana, misalnya, fund manager dibantu oleh analis reksa dana.
Sesuai namanya, analis reksa dana adalah profesi yang melakukan analisa pasar keuangan (pasar saham, pasar uang atau pasar surat utang) dimana hasil analisa itu akan dijadikan dasar pengambilan keputusan pengelola reksa dana.
Membantu pengelola dana tersebut, analis reksa dana memiliki serangkaian tugas seperti memantau pergerakan nilai aktiva beserta faktor penggeraknya, mengkaji kondisi ekonomi dan industri terkini serta membuat rekomendasi kepada pengelola reksa dana.
4. Hedge Fund
Hedge fund adalah suatu entitas yang mengelola dana jumbo untuk diinvestasikan di berbagai sarana investasi, mulai dari saham, obligasi, mata uang, komoditas, derivatif dan sebagainya. .
Dana siapa yang mereka kelola?
Hedge fund biasanya mengelola uang orang-orang sangat kaya (high net worth individuals), dana pensiun, asuransi dan sebagainya. Pemilik dana itu biasanya memiliki kualifikasi tertentu, misalnya, jumlah dana kelolaan yang sangat besar.
Dana dalam hedge fund itu dikelola oleh pengelola dana profesional (fund manager). Apa yang diincar oleh hedge fund ini? Tentu saja, keuntungan maksimal sembari berupaya meminimalisir risiko.
Dalam pengelolaan hedge fund dikenal skema "2 dan 20" yang berarti insentif dan kompensasi bagi pengelola dana. Apa maksudnya? Misalnya, pengelola dana dalam hedge fund itu mengelola kapital sebesar Rp1 triliun.
Dari dana tersebut, pengelola dana akan mendapatkan 2% dari Rp1 triliun tersebut atau sekitar Rp20 miliar sebagai kompensasi pengelolaan dana. Ini sering disebut dengan management fee bagi hedge fund tersebut..
Bagaimana jika untung, katakanlah, dari Rp1 triliun menjadi Rp2 triliun?
Pengelola dana akan mendapatkan 20% dari Rp2 triliun atau Rp400 miliar sebagai bagian dari profit sharing untuk mereka. Menarik sekali, bukan? Keberadaan hedge fund ini cukup populer di pasar keuangan di berbagai negara maju seperti Amerika Serikat namun masih cukup langka di Indonesia.
5. Venture Capitalist
Punya perusahaan kecil yang berpotensi tumbuh sangat tinggi namun menghadapi tantangan permodalan? Jangan khawatir, kini ada yang namanya venture capitalist (VC). Bukan hanya di negara-negara Barat, saat ini keberadaan VC kian menjamur di Indonesia.
Pada dasarnya, VC adalah investor yang menyediakan modal bagi perusahaan yang berpotensi melesat di masa depan. Perusahaan mendapatkan suntikan modal dari VC, sedangkan VC mendapatkan sebagian saham dari perusahaan itu.
Dengan kata lain, VC menjadi sarana pendanaan alternatif bagi perusahaan yang hendak berkembang. VC biasanya digunakan oleh perusahaan yang tidak memiliki akses memadai ke pasar modal atau pasar utang.
Mengapa VC bersedia memberikan pembiayaan kepada perusahaan yang biasanya dikategorikan sebagai startup tersebut? Tentu saja potensi keuntungan yang besar jika perusahaan rintisan itu berkembang menjadi sedemikian besar di masa depan. Berbagai korporasi media sosial yang kini menjadi "raksasa" juga dulunya dibiayai oleh VC.
Selain potensi kinerja, VC juga memperhatikan berbagai aspek lain seperti keunikan produk, peluang yang besar, pendiri perusahaan yang tangguh dan sebagainya sebelum memutuskan menyuntik modal. Apakah kamu memiliki perusahaan yang siap didanai oleh VC?
Butuh Keahlian Khusus
Dalam menjalankan berbagai profesi itu, seseorang harus memiliki keahlian khusus yang diperoleh dari pendidikan formal di bidang ekonomi seperti akuntansi, keuangan, bisnis, investasi dan sebagainya. Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan seseorang dari latar belakang non-ekonomi untuk menjalani berbagai profesi itu.
Selain pendidikan formal dari perguruan tinggi, seseorang bisa mempelajari berbagai keahlian khusus di bidang keuangan dari program sertifikasi berskala internasional dan nasional. Salah satu sertifikasi skala internasional yang cukup penting adalah Chartered Financial Analyst (CFA).
Di Indonesia, jumlah pemegang sertifikasi CFA masih relatif sedikit dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Pemegang sertifikasi ini biasanya bekerja sebagai analis, manajer investasi, pengelola dana, periset dan sebagainya.
Sementara itu, sertifikasi lainnya antara lain Certified Securities Analyst (skala lokal), Certified Financial Planner (untuk perencana keuangan), Certified Investment Bankers (untuk investment bankers) dan sebagainya.
Berkat keahlian sejumlah profesi tersebut, industri finansial kini kian berkembang dan turut ikut memudahkan kamu menumbuhkan aset milikmu. Tertarik untuk berinvestasi?