Ucapan terima kasih: Kami mengadaptasi bebas dari judul dan konsep dalam buku pengembangan diri "7 Kebiasaan Orang-orang yang Sangat Efektif" yang diterbitkan pada tahun 1989 oleh pakar manajemen AS, Stephen Covey.
Kebiasaan #1: mulailah dengan berorientasi pada hasil akhir.
Mari kita berangkat dari salah satu "kebiasaan" tersebut - kebiasaan #2 dalam buku Covey - "mulailah dengan berorientasi pada akhir". Tentu saja fokus Covey terletak pada menjalani kehidupan yang efektif, bukan memetakan perjalanan investasi yang sukses. Tapi prinsip itu masih berlaku di sini.
Pertama, definisikan "kesuksesan" itu apa. Apakah investasi Anda dimaksudkan untuk tujuan jangka pendek tertentu seperti membeli mobil, atau jangka panjang seperti pensiun? Bagi sebagian besar investor, tujuan mereka adalah jangka panjang. Strategi dan kerangka waktu akan berbeda tergantung pada tujuan Anda.
Kita mengenal trader jangka pendek dan investor jangka panjang. Kerugian seringkali disebabkan oleh ketidakjelasan kerangka waktu dan strategi. Trader mengandalkan kekayaan dan keterampilan mereka sendiri. Ada yang berhasil, ada yang tidak. Tapi berdasarkan apa yang sering terjadi, investor jangka panjang jarang mengalami kerugian jika mereka membeli saham blue-chip (aman dan menguntungkan) di pasar yang sudah mapan.
Mereka yang merugi umumnya menganggap diri sebagai "investor jangka panjang" namun mengalami ketakutan begitu pasar mereka jatuh dan mereka pun menjual saham dengan merugi. Setelah menjual, mereka biasanya akan kebingungan menentukan waktu untuk kembali terjun ke pasar. Seringkali, mereka tidak kembali sama sekali.
Jadi, jika titik akhir perjalanan Anda adalah dalam 20 tahun ke depan, jangan menjual beli saham seolah-olah "titik akhir" tersebut adalah 2 bulan.
Kebiasaan #2: lakukan lebih dini dan sering.
Semakin dini Anda memulai, semakin banyak yang akan Anda miliki ketika selesai. Stephen Covey berbicara tentang "menjadi proaktif" sebagai salah satu kebiasaan orang-orang yang sangat efektif. Dia juga berbicara tentang "mengutamakan hal-hal yang lebih penting", yaitu mengambil kendali perkembangan Anda, menunda memuaskan diri sendiri, dan memfokuskan diri untuk melakukan hal-hal yang akan membuat perbedaan besar terhadap kehidupan Anda.
Dalam konteks mengembangkan kekayaan Anda, itu berarti menabung dan berinvestasi lebih awal serta secara konsisten. Ada rencana tabungan reguler yang memungkinkan para investor muda untuk memulai sekecil Rp1 juta per bulan. Jadi, tidak ada dalih untuk menunda investasi demi masa depan Anda. Melihat riwayat jangka panjang bursa yang pada umumnya lebih banyak kegiatan penjualan saham di pasar yang mapan dan kekuatan "compounding", Anda akan diuntungkan jika memulai lebih awal dan memiliki kerangka waktu semakin lama.
Kebiasaan #3: sebarkan risiko Anda
Jangan menaruh semua telur Anda dalam satu keranjang. Tidak peduli sejauh mana Anda menyukai sebuah perusahaan, sebaiknya tidak menempatkan semua uang Anda dalam satu saham. Memang, banyak unit trust (terkadang disebut "mutual fund" di beberapa negara) menguasai sekitar 40-50 saham dalam portofolio mereka - yang berarti rata-rata sekitar 2% per saham.
Salah satu cara mudah untuk menyebarkan risiko Anda adalah membeli dana yang diperdagangkan di bursa atau unit trust yang berinvestasi di salah satu pasar atau sektor geografis tertentu.
Selain menghindari apa yang disebut "risiko konsentrasi hanya pada satu saham", Anda dapat melakukan diversifikasi lebih lanjut dengan cara menambahkan obligasi pada portofolio Anda. Sekali lagi, Anda sebaiknya menghindari mengkonsentrasikan dana hanya pada satu obligasi. Salah satu masalahnya adalah bahwa obligasi korporasi yang dijual kepada apa yang disebut sebagai "[para] Investor Terakreditasi" (yaitu investor berpengalaman yang memenuhi kriteria pendapatan dan aset minimum) diperdagangkan dengan besaran uang minimum Rp500.000.000,-.
Apa yang dapat Anda lakukan adalah mendiversifikasikan portofolio Anda ke dalam obligasi melalui dana yang diperdagangkan di bursa atau unit trust.
Kebiasaan #4: ambil sedikit risiko, dan sedikit "penentuan waktu pasar".
Keunggulan portofolio yang terdiversifikasi sudah teruji. Tapi tidak berarti bahwa Anda tidak bisa sedikit mengambil risiko yang diperhitungkan - untuk suatu saham yang Anda pikir nilainya lebih rendah daripada seharusnya dan akan memiliki kinerja lebih baik ketika sentimen pasar berubah.
Para komentator terkadang salah menafsirkan kebijaksanaan Warren Buffett - pakar investasi dan milyarder, dengan berasumsi bahwa dia tidak pernah menentukan waktu untuk investasinya. Ya, memang benar bahwa dia tidak percaya terhadap kemungkinan menang secara konsisten dengan menentukan waktu pasar secara luas. Tapi dia menentukan waktu untuk pembelian suatu saham, tergantung pada kualitas dan hasil penilaian saham pada waktu tertentu.
Bahkan Warren Buffett tampaknya mengambil kesempatan "penentuan waktu pasar" secara luas, dengan membeli lebih banyak ketika ada ketakutan dan kebencian yang meluas. Salah satu kutipannya yang paling terkenal adalah: "Jika mereka (para investor) bersikeras mencoba untuk menentukan waktu partisipasi mereka dalam ekuitas, maka mereka sebaiknya mencoba untuk merasa takut ketika orang lain serakah dan serakah di saat orang lain takut."
Tidak satu pun dari ini semua yang bertentangan dengan kebiasaan #2. Hindari sikap "semua atau tidak sama sekali". Biarkan diri Anda melakukan investasi yang lebih besar, tetapi masih dapat dikelola, misalnya sebesar 5% dari portofolio Anda dalam satu saham yang menurut analisis Anda terhitung sehat dan dinilai lebih rendah daripada seharusnya. Dan biarkan diri Anda untuk membeli lebih banyak saham yang berkualitas (penekanan pada kualitas) ketika ada ketakutan yang meluas terhadap pasar.
Kebiasaan #5: disiplin, disiplin, disiplin.
Keserakahan dan ketakutan sama-sama menimbulkan godaan untuk menjual saham.
Ketakutan: Ketika pasar anjlok, godaannya adalah untuk "mengurangi kerugian". Anda mungkin sah saja beranggapan demikian jika Anda mendekati waktu pensiun. Namun, rencana keuangan yang tepat sebaiknya secara bertahap mengurangi pemilikan saham dan berganti pada obligasi berkualitas tinggi seiring penambahan usia investor. Itulah bagian dari rencana keuangan yang disiplin seperti seharusnya. Jadi tidak perlu ada penjualan karena panik- terutama jika Anda, misalnya, berada di tahun ketujuh Anda dari rencana 30 tahun. Sejarah lebih memihak investor jangka panjang.
Keserakahan: Ketika pasar melonjak, godaannya sama untuk "mengambil keuntungan" (dan biasanya menghabiskannya dengan sembrono!), padahal bisa saja investasinya memberikan hasil lebih tinggi dalam waktu 10-20 tahun.