Poin Utama:
Pemilihan Presiden Amerika
Ini adalah persaingan yang sangat ketat. Kami lebih memilih untuk melihat kemungkinan implikasi pemerintahan di bawah Trump 2.0 dan Harris 1.0 daripada memprediksi hasil Pemilihan Presiden Amerika. Retorika yang menonjol adalah 1) sikap tegas terhadap Tiongkok, dan 2) mempertahankan pengeluaran pertahanan, di tengah pandangan yang saling bertentangan terhadap banyak topik lainnya (seperti pajak, bea masuk, dan energi).
Kemungkinan Implikasi berdasarkan Kandidat Saat Ini
Kebijakan yang Tumpang Tindih antara Harris dan Trump: Lebih Tegas terhadap Tiongkok dan Pengeluaran Pertahanan yang Lebih Tinggi
Pasar seringkali berkinerja baik pasca pemilu, terlepas dari hasilnya. Selama 10 siklus pemilu Amerika terakhir (dari 1984 hingga 2020), Indeks S&P 500 mencatat rata-rata performa sebesar 2,2% (3 bulan), 9,0% (6 bulan), dan 17,3% (12 bulan) setelah pemilu.
Tiga pertimbangan makro yang perlu dihadapi oleh presiden baru:
Pemenang/yang Kalah dalam Pemilu Presiden Amerika – Tiongkok +1 sebagai Satu-satunya Hal yang Konsisten
Strategi diversifikasi perdagangan Tiongkok +1 diperkirakan akan semakin berkembang, dengan ketegangan Amerika-Tiongkok yang tidak mungkin mereda dengan pemilu ini. Strategi ini membantu perusahaan untuk 1) mengurangi risiko terlalu terpusat pada satu pasar; dan 2) memanfaatkan prospek pertumbuhan dan peluang menarik, terutama di wilayah ASEAN.
ASEAN tetap menjadi kawasan yang menarik untuk ekspansi. Aliran investasi asing langsung (FDI) ke ASEAN 6 telah melampaui aliran ke Tiongkok dalam dua tahun terakhir, yang menunjukkan adanya pengalihan sumber daya dari Tiongkok ke kawasan ini oleh bisnis/investor.
Sebagian besar negara ASEAN juga menawarkan 1) biaya tenaga kerja yang relatif lebih rendah, 2) rantai pasokan yang efisien akibat jarak yang dekat dengan Tiongkok dan pasar regional, dan/atau 3) subsidi pemerintah untuk menarik investasi. Kondisi regulasi di negara-negara ASEAN juga kondusif. Secara umum, tidak ada pembatasan terhadap investasi asing, kecuali pada beberapa industri penting seperti layanan keuangan, telekomunikasi, dan media.
Dalam pemerintahan Trump 2.0 maupun Harris 1.0, strategi diversifikasi perdagangan Tiongkok+1 yang sedang berlangsung diperkirakan akan semakin berkembang karena ketegangan Amerika-Tiongkok kemungkinan tidak akan mereda setelah pemilu. Trump menargetkan bea masuk umum sebesar 60%, sementara Harris mencari langkah yang lebih terfokus terhadap impor Tiongkok. Perusahaan akan terus mengurangi risiko terlalu terpusat pada Tiongkok serta memanfaatkan prospek pertumbuhan dan peluang menarik, terutama di kawasan ASEAN.
Segera raih peluang di Aplikasi digibank by DBS.
Diskusikan strategi manajemen kekayaan Anda.
Temukan insight terkini yang dianalisis para pakar DBS.
DISCLAIMER
Publikasi ini didistribusikan oleh PT Bank DBS Indonesia (DBSI). DBSI berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Publikasi ini bukan merupakan bagian dari penawaran, rekomendasi, atau ajakan kepada Anda untuk membeli atau melakukan transaksi apa pun sebagaimana dijelaskan, juga tidak ditujukan untuk mengundang atau mengizinkan pembuatan penawaran kepada publik untuk membeli atau melakukan transaksi apa pun untuk mendapatkan uang tunai atau imbalan lainnya dan tidak boleh dipandang seperti demikian.