Fakta vs Mitos
Apakah menurut Anda investasi berkelanjutan adalah tren yang akan berlalu? Atau bahwa imbal hasil portofolio akan terdampak jika Anda mempertimbangkan faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) saat berinvestasi?
Pikirkan kembali. Kami menyanggah miskonsepsi ini dan kesalahpahaman lainnya.
Mitos: Investasi berkelanjutan adalah tren yang akan berlalu.
Fakta: Wujud pertama dari investasi berkelanjutan muncul di abad ke-18, ketika kelompok agama di era tersebut menetapkan pedoman tentang jenis perusahaan yang harus diinvestasikan oleh pengikut mereka1.
Pada tahun 1960-an, gerakan investasi dengan tanggung jawab sosial membuat para investor mengecualikan saham dan industri yang bergerak dalam bidang yang memiliki dampak kurang baik, seperti produksi tembakau2.
Terlebih lagi, investasi berkelanjutan akan selalu ada. Faktanya, baik investor ritel (yang jumlahnya terus bertambah) maupun institusional memilih untuk berinvestasi di tempat yang memiliki kesamaan nilai dengan mereka. Pada kuartal kedua di tahun 2020 (Q2 2020), dana global investasi berkelanjutan menarik aliran masuk bersih sebesar USD71,1 miliar sehingga mendorong aset investasi yang dikelola ke level tertinggi yang baru, yaitu USD1 triliun. Perlu digaris bawahi, hal ini juga didukung oleh pemulihan pasar saham dan meningkatnya minat investor terhadap isu lingkungan, sosial, serta tata kelola atau ESG3.
Mitos: Jika memilih investasi berkelanjutan, saya harus mengorbankan imbal hasil atau keuntungan.
Fakta: Sebaliknya, investasi berkelanjutan telah mengungguli pasar yang lebih luas.
Acuan ESG Leaders dari penyedia indeks MSCI telah mencatatkan imbal hasil atau keuntungan yang lebih kuat dibandingkan indeks yang lebih luas, di berbagai wilayah dan periode waktu. Selain itu, mengintegrasikan faktor ESG juga terbukti mampu meningkatkan imbal hasil terhadap risiko portofolio4.
Mitos: Tidak ada ruang untuk investasi berkelanjutan di portofolio saya.
Fakta: Investasi yang berfokus pada keberlanjutan ada di berbagai lini sekuritas, kelas aset, gaya investasi, dan produk.
Oleh karena itu, pasti ada yang sesuai dengan kebutuhan investasi Anda.
Mitos: Aset berkelanjutan yang dapat dipilih jumlahnya terbatas.
Fakta: Produk dan aset yang dapat diinvestasikan jumlahnya banyak, beragam, dan terus bertambah.
Hal ini berlaku di seluruh kelas aset, mulai dari saham dan obligasi, hingga alternatif yang berfokus pada investasi berdampak, seperti dana aset nyata, ekuitas swasta (PE), dan modal ventura (VC).
Mitos: Investasi berkelanjutan hanyalah tentang lingkungan.
Fakta: Investasi berkelanjutan lebih dari sekadar menjadi ramah lingkungan.
Tidak dapat dimungkiri, kesadaran akan perubahan iklim serta dampak nyata yang diakibatkan olehnya telah menjadikan “E” dalam “ESG” sebagai faktor yang paling dikenal oleh investor. Namun, investasi berkelanjutan artinya turut memperhatikan faktor “sosial” dan “tata kelola”.